BERITA UNIK

Penyebab Vagina Basah, Gak Selalu karena Terangsang

Penyebab Vagina Basah, Gak Selalu karena Terangsang

PELANGIQQ LOUNGE – Penyebab Vagina Basah, Gak Selalu karena Terangsang. Lagi jalan jauh, terus merasa area vagina basah? Terkadang, rasa basah ini juga terjadi ketika kaget, tegang, atau gak sengaja bertatapan dengan someone attractive walau tak memikirkan apapun terkait seks. Kalau dipikir, vagina seperti bereaksi terhadap stimulan yang sedang dihadapi.

Lalu, benarkah penyebab vagina basah adalah bentuk sebuah respons? Lantas, kenapa itu terjadi? Yuk, terus gulir untuk mengetahui fakta kenapa vagina basah dan penyebabnya!

Mengapa vagina terasa basah?

Faktanya, vagina merupakan mucous membran alias selaput lendir. Artinya, kulit dan jaringan pada vagina yang sehat harus selalu lembap. Di samping itu, menghasilkan pelumasan adalah salah satu bentuk alami fisiologis vagina.

Kelenjar di leher rahim dan dinding vagina bertanggung jawab membuat pelumasan alami. Alasannya, guna melindungi area genital dari cedera atau robek dan menjaga vagina bersih dan lembap.

Biasanya, bentuk cairan tergantung fase, siklus, dan kadar hormon. Jumlah cairan serviks pun dapat bervariasi. Jika kamu mengalami ‘basah’, berarti kelenjar Bartholin (terletak di kanan dan kiri lubang vagina) dan kelenjar Skene (dekat dengan uretra) sedang bekerja.

Penyebab vagina basah dan tingkat seberapa banyak produksi cairan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni:

  • Hormon
  • Usia
  • Kesehatan mental
  • Pengobatan
  • Hubungan
  • Kelenjar keringat
  • Stres
  • Jenis pakaian
  • Hiperhidrosis atau keringat berlebihan
  • Infeksi

Selain cairan serviks, lembap di area vagina juga bisa berwujud keringat. Penggunaan pakaian yang gak menyerap atau kondisi kesehatan menjadi faktor penunjangnya.

Komposisi cairan vagina

Sebelum lanjut ke penyebab vagina basah, ketahui dulu komposisi cairan vagina. Menurut Jurnal Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica, cairan serviks terdiri dari:

  • Air yang meliputi lebih dari 90 persen cairan vagina
  • Garam yang terkandung setidaknya 1 persen. Termasuk natrium klorida, kalsium, dan fosfat
  • Senyawa organik yang terdapat di dalam cairan. Ada asam amino, lipid, dan glikogen
  • Sel tua atau sel-sel yang melapisi vagina, rahim, dan leher rahim secara teratur mengelupas dan meninggalkan tubuh melalui cairan vagina
  • Antibodi sebagai sumber tepercaya. Cairan vagina bisa mengandung antibodi yang mengurangi risiko beberapa infeksi.

Penyebab vagina basah

Seperti dijelaskan sebelumnya, pelumasan vagina gak selalu karena terangsang. Ada banyak alasan mengapa area genital terasa basah dan mengeluarkan cairan.

1. Cairan vagina harian

Penyebab Vagina Basah, Gak Selalu karena Terangsang

Sebagai bagian tubuh yang merupakan selaput lendir, sangat wajar bagi vagina untuk menghasilkan cairan. Perempuan dengan rahim, pada kondisi normal, rata-rata menghasilkan 1-4 mililiter cairan vagina dalam sehari, menurut Dr. Jen Gunter, seorang dokter kandungan-ginekologi pada Medical News Today.

Meski demikian, jumlahnya bisa berubah setiap harinya. Tergantung berbagai faktor yang memengaruhi. Misalnya, saat dekat waktu ovulasi, cairan yang dihasilkan jauh lebih banyak dibanding hari biasa.

2. Gairah

Ketika seorang perempuan merasa terangsang secara seksual, kelenjar bartholin akan memproduksi lebih banyak cairan. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan pelumasan vagina selama proses penetrasi. Dengan begitu, risiko lecet dan luka akibat gesekan bisa berkurang.

Pelumasan biasanya tetap terjadi 1 hingga 2 jam setelah hubungan seksual. Penyebab vagina basah ini termasuk hal normal. Namun, pada perempuan yang telah memasuki masa menopause, kelembapan vagina saat bergairah bisa berubah drastis karena berkurangnya kadar estrogen.

Baca Juga : Risiko Masturbasi Pakai Timun yang Harus Diantisipasi

3. Perubahan hormonal

Hormon estrogen memegang peran penting dalam produksi cairan vagina. Kadar estrogen tinggi, memicu kelenjar bartholin untuk menghasilkan lebih banyak pelumas alami bagi vagina.

Makanya, dalam beberapa kondisi, seperti terapi penggantian hormon, dapat menambah volume cairan. Meski demikian, studi pada 2018 dalam JAMA Internal Medicine menyebutkan, cara ini gak lebih efektif daripada penggunaan pelumas tambahan manual.

4. Infeksi

Penyebab Vagina Basah, Gak Selalu karena Terangsang

Coba perhatikan volume dan tekstur cairan yang menjadi penyebab vagina basah. Cek, bagaimana warnanya. Sebab, peningkatan jumlah dan perubahan warna cairan bisa menunjukkan kemungkinan adanya infeksi tertentu.

Infeksi-infeksi berikut menjadi alasan di balik produksi cairan berlebih yang gak seperti biasanya.

Infeksi jamur

Menyebabkan produksi cairan bertekstur, layaknya keju cottage. Infeksi menimbulkan rasa gatal, terbakar, kering di area vagina.

Penggunaan obat over the counter bisa membantu meringankan. Beberapa kasus juga memerlukan antibiotik resep untuk menuntaskan jamur.

Vaginosis bakterialis

Terjadi ketika jumlah bakteri gak seimbang di area vagina. Hasilnya, cairan akan berubah menjadi putih, abu-abu, atau kuning dan berbau amis.

Baunya bahkan bisa lebih parah setelah berhubungan badan. Beberapa gak mengalami gejala, sementara indikasi yang umum menandakan vaginosis bakterialis ada rasa gatal atau terbakar.

Trikomoniasis

Penyebab vagina basah berikutnya adalah salah satu infeksi menular seksual. Efek dari kondisi ini yakni menyebabkan vagina mengeluarkan cairan dan menjadi basah. Berbeda dengan kondisi normal, trikomoniasis membuat cairan berubah kekuningan atau kehijauan.

Ada kalanya gejala muncul dengan cairan keputihan yang berbuih dan baunya gak sedap. Terlebih setelah mengalami haid. Gejala bisa bertambah menjadi rasa gatal dan lembap, sehingga bikin gak nyaman.

Penyebab vagina basah gak melulu tentang terangsang, ternyata, ya. Jika kondisi lembap dan becek terasa mengganggu, jangan tunda temui dokter untuk mengecek kesehatan vagina.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *