BERITA UNIK

Laptop Di Bawah Rp 1 Juta Mulai Terwujud

Impian Nicholas Negroponte untuk menghadirkan laptop dengan harga US$ 100 bagi dunia ketiga semakin nyata. Di Kamboja proyek percontohannya mulai berjalanNicholas Negroponte adalah Agen Capsa seorang profesor di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Beberapa bulan lalu ia mengungkapkan impiannya untuk Poker Onlinemenghadirkan komputer portabel (laptop) dengan harga US$ 100 (sekitar Rp 950 ribu). Perangkat itu dimaksudkan sebagai upaya menjembatani jurang digital yang terjadi antara negara dunia ketiga dan negara maju. Bersama beberapa rekannya dari MIT, Negroponte telah melakukan beberapa eksperimen dan proyek percontohan.Salah satunya di Kamboja. Di sebuah desa di Kamboja, yayasan milik Negroponte meminjamkan beberapa laptop kepada anak-anak sekolah. “Anak-anak itu akan menjadi agen perubahan, mereka membawa perangkat itu pulang dan orangtuanya akan melihat dengan senang,” ujar Negroponte seperti dikutip Associated Press, Senin (04/04/2005).Ide besar Negroponte adalah membuat perangkat yang ‘tahan banting’, mampu mengakses Internet dan mampu memutar file multimedia. Harganya juga harus US$ 100 per unit. Nantinya, laptop itu akan diproduksi secara massal dengan jumlah satu kali produksi tidak lebih dari 1 juta unit. Pembelinya adalah pemerintahan negara dunia ketiga yang juga berfungsi sebagai distributor. Sejauh ini proyek ambisius ‘komputer murah‘ banyak menemui halangan. Simputer, teknologi komputer genggam dari India, terbukti kurang laku di pasaran. Satu unit Simputer dihargai US$ 220 (Rp 2 juta lebih).Untuk mewujudkan proyeknya, Negroponte mendapat dukungan dari tiga perusahaan besar yang masing-masing telah menyumbangkan US$ 2 juta. Perusahaan tersebut adalah Advanced Micro Devices (AMD), Google dan News Corp (pemilik CNN). Desain Laptop MurahDari sisi desain, Negroponte menjelaskan, tantangan terbesar adalah layar laptop. Teknologi layar laptop saat ini kebanyakan masih berharga mahal dan menghabiskan banyak daya. Tim dari MIT sudah mulai merancang resep laptop murah tersebut. Diantaranya adalah dengan meminimalkan jumlah software, menggunakan sistem operasi Linux, memakai baterai yang bisa diisi ulang dengan ‘dongkrak tangan’ dan menggunakan teknologi ‘tinta elektronik’ untuk layar berukuran 12 inchi.Negroponte mengakui laptop tersebut akan memiliki perbedaan dengan jenis yang banyak beredar di pasaran. Prosesornya akan lebih lambat dan kapasitas hard disk akan lebih minim. Namun laptop tersebut tetap memiliki kemampuan koneksi USB dan Wi-Fi.Lebih penting lagi, ujar Negroponte, jangan perhitungkan biaya penjualan, pemasaran, apalagi mencari laba. “Secara teknologi harus ada gebrakan, tapi kebanyakan penghematan akan dilakukan dengan cara lain,” ujar Negroponte.Saat ini Negroponte dan tim-nya telah bertemu dengan pemerintahan Cina dan Brasil untuk membicarakan proyek laptop murah itu. Bagaimana dengan di Indonesia?

mampu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *