Uncategorized

Ketakutan Perempuan saat Bercinta yang Ganggu Momen Intim

Ketakutan Perempuan saat Bercinta

Ketakutan Perempuan saat Bercinta Meskipun dapat meredakan stres, gak bisa di mungkiri bahwa terlibat secara fisik dengan orang lain, bisa memicu kecemasan tersendiri. Bahkan jika orang lain tersebut adalah pasangan sendiri yang sudah di kenal bertahun-tahun.  

Nyatanya, ketakutan perempuan saat bercinta ini jamak di rasakan, lho. Kira-kira apa saja yang bikin perempuan cemas saat berhubungan seks? PelangiQQ_Lounge

Ketakutan perempuan saat bercinta

Suara aneh, gerakan canggung, dan respons tubuh yang gak di kendalikan, ternyata dapat menimbulkan anxiety, lho. Baik ketika bercinta pertama kali atau untuk kesekian kalinya, hal tersebut tetap dapat membuat perasaan gak tenang.  

Bagi laki-laki, ‘mengintip’ kecemasan perempuan ini, mungkin dapat menambah pengetahuan soal hubungan ranjang. Lebih lanjut, kamu dapat membantu pasangan meredakan kecemasan yang sedang melandanya.  Agen Capsa

Takut gak sampai orgasme

Ketakutan Perempuan saat Bercinta

Ketakutan Perempuan saat Bercinta Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orgasm gap bukanlah mitos. Salah satunya penelitian dalam jurnal Archives and Sexual Behaviour menyatakan, 75 hingga 90 persen perempuan gak konsisten mengalami orgasme selama seks. Sementara, sisanya justru gak mengalami klimaks sama sekali. 

Bukti tersebut memperkuat bahwa laki-laki lebih cepat orgasme di banding perempuan. Ini terjadi karena faktor psikologis seperti kestabilan emosi dan intervensi maupun rangsangan.

Fakta orgasm gap ini makin bikin overthinking perempuan ketika bercinta. Akibatnya, fokus menjadi teralihkan dan gak bisa menikmati momen intim dengan pasangan. PelangiQQ

Takut gak bisa memuaskan pasangan

Ketakutan Perempuan saat Bercinta

Bukan hanya laki-laki, beban pikiran terkait kemampuan menunjukkan performa di ranjang juga jadi salah satu ketakutan perempuan. Dr. Anuneet Sabharwal, seorang psikiatri di Mumbai menjelaskan pada Femina, banyak perempuan, terlebih yang mengalami genofobia atau coitofobia, mengalami kecemasan karena merasa gak mampu memuaskan pasangan.

Perasaan takut mengecewakan pasangan di ranjang ini lantas menjadi momok menakutkan. Mood bercinta bisa mendadak hilang ketika pikiran bergulat dengan kekhawatiran tersebut. 

Untuk mengurangi perasaan ini, kamu perlu menghubungi seksolog, konselor psikologi, atau terapis seks profesional, ya. Perawatan dan sesi terapi yang tepat akan membantumu menemukan sumber anxiety dan cara mengatasinya. PelangiQQ

Takut akan rasa sakit

Ada kalanya perempuan mengalami rasa sakit ketika penetrasi. Alasannya pun beragam, mulai dari faktor riwayat kesehatan seperti vaginismus atau vagina belum terlubrikasi dengan baik. Alih-alih menikmatinya, rasa sakit yang muncul justru membuat perempuan takut menghadapi seks.

Namun, ketakutan akan rasa sakit umumnya hanya terjadi ketika melibatkan intercourse. Di samping itu, kondisi tersebut gak selalu memengaruhi bentuk rangsangan lain, seperti oral seks atau lainnya.

Penyebab munculnya perasaan cemas juga dapat di picu oleh ketakutan bahwa vagina terlalu kecil atau trauma pada aktivitas seksual sebelumnya. Di sisi lain, keyakinan bahwa seks itu memalukan juga memicu ketakutan perempuan saat bercinta.PelangiQQ

Takut di-judge pasangan

Ahli menyatakan ketakutan di-judge pasangan merupakan salah satu bentuk kecemasan yang sering di jumpai. Konstruksi sosial yang mendukung peran perempuan harus tunduk dan patuh, membuat perempuan sulit mengungkapkan apa yang di inginkan selama di ranjang. 

Belum lagi, komunikasi dengan pasangan yang kurang terjalin dengan baik. Ketidakselarasan keinginan dan pemikiran ini tentu dapat memicu timbulnya judging, meski tanpa di sengaja.

Nah, agar terhindar dari pikiran menghakimi, coba jalin komunikasi yang baik dengan pasangan. Sampaikan apa yang kamu inginkan dan tanya apa keinginan pasangan. Dengan begitu, seks menjadi lebih menyenangkan, karena gak saling ngebatin maunya apa. PelangiQQ

Body image issues

Body image issues bisa jadi persoalan serius ketika di ranjang. Contohnya, anggapan bahwa perempuan menarik memiliki warna kulit cerah, sedangkan kulit gelap di anggap gak atraktif. Akhirnya, anggapan tersebut terpatri di otak dan menyebabkan anxiety.

Hal tersebut tentunya bisa menjadi salah satu ketakutan perempuan saat bercinta. Mereka takut bahwa pasangan gak suka dengan bentuk atau bagian tubuh tertentu. 

Permasalahan citra tubuh dapat memicu seseorang mengalami genophobia atau coitophobia. Keduanya, dapat menjadi hambatan bagi perempuan untuk menikmati seks. PelangiQQ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *