Uncategorized

Diburu untuk Dimasak Amfibi

Salamander raksasa

Jakarta – Chinese giant salamander atau salamander raksasa China (Andrias davidianus) adalah amfibi terbesar di dunia. Panjang hewan ini bisa mencapai lebih dari 1,8 meter.

Salamander raksasa China di puja dalam budaya China selama ribuan tahun. Namun eksploitasi besar-besaran telah membuat hewan ini nyaris punah.


Salamander raksasa China masih berkerabat dengan Japanese giant salamander (Andrias japonicus) alias salamander raksasa Jepang dan Hellbender giant salamander (Cryptobranchus alleganiensis) yang berasal dari Amerika.

Mereka memiliki kemiripan dalam bentuk tubuh, habitat dan juga cara mencari mangsa.

Meski tak di ketahui berapa jumlah pasti salamander raksasa yang masih hidup di alam hingga saat ini,

ketiganya masuk daftar The International Union for Conservation of Nature’s (IUCN) Red List dengan status near threatened atau hewan terancam punah.

Salamander raksasa China adalah yang paling di buru habis-habisan.

Eksploitasi berlebihan untuk bahan makanan mewah serta hilangnya habitat telah menghancurkan populasi hewan tersebut.

Berbagai lembaga konservasi dan aktivis lingkungan hidup pun bergerak menyelamatkan eksistensi hewan ini.

Berdasar kan survei ekologi yang di lakukan salah satu lembaga konservasi bernama ZSL.org,

di 97 lokasi di 16 dari 23 provinsi di China selama periode empat tahun, hanya 24 salamander yang di temukan.

Banyak dari hewan-hewan ini kemungkinan merupakan pelepasan baru-baru ini atau lepas dari peternakan.

“Bersama dengan para mitra, kami menyelesai kan survei satwa liar terbesar yang pernah ada dalam sejarah konservasi China, dan menemukan hanya ada 24 salamander raksasa,

yang semua nya ke mungkinan di lepas atau kabur dari peternakan. Kami bekerja untuk konservasi salamander raksasa guna memulihkannya dari kepunahan,” kata ZSL.org.

“Mereka secara historis sering di konsumsi penduduk China. Namun kini, eksistensi mereka sudah kritis.

Konservasi kami yang di pimpin tim sains dan para peneliti telah menetap kan perburuan sebagai penyebab utama penurunan populasi mereka.

Hal ini membantu menentukan pendekatan kami untuk menyelamatkan populasi yang masih hidup,” tulis mereka.

Pemerintah China telah mendukung pelepasan salamander raksasa yang di budidaya kan sebagai tindakan konservasi.

Namun menurut ZSL.org, pendekatan ini ber bahaya bagi populasi liar karena berisiko menghibridisasi spesies salamander raksasa China yang berbeda dan menyebar kan patogen yang membunuh salamander yang di budidaya kan ke dalam populasi liar yang tersisa.

“Kami telah bekerja sama dengan pemangku kepentingan lokal untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi salamander raksasa China.

Hewan ini adalah spesies ‘andalan’ untuk sistem sungai air tawar China. Bersama-sama, upaya kami untuk melestari kan spesies ini memain kan peran penting dalam melindungi ekosistem China

dan melindungi penghidupan orang-orang yang bergantung pada sumber daya air tawar,” kata ZSL.org.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *