Uncategorized

Berikut Tradisi Nyate IduladhaGarut

Berikut Tradisi Nyate IduladhaGarut

CeritaPelangiQQLounge –  Berikut Tradisi Nyate IduladhaGarut Pakai Arang Kayu Petai yang Beraroma Khas kurban jadi momen bagi masyarakat dan baik lestarikan

Berikut Tradisi Nyate IduladhaGarut Bahkan warga Kota menggunakan bahan unik untuk merawat tradisi lawas tersebut, salah satunya dengan memanfaatkan arang dari kayu jenis petai.

Berikut Merawat Tradisi Nyate Iduladha Kalau untuk memasak lebih memilih , kalau untuk nyate jelas masih pakai arang,, salah seorang pedagang arang bakar di pasar

Memiliki Aroma Khas

Nanang mengatakan, atau selong memiliki beberapa keistimewaan, salah satunya meningkatkan aroma khas dari daging kambing maupun sapi yang tengah di bakar.

“Kalau pun ada (pemesanan) biasanya di pakai para penjual sate dan acara hajatan, selainnya untuk kebutuhan pesta tapi masih jarang. (arang petai) biasanya berpengaruh juga terhadap daging sate yang di hasilkan,” kata dia.

Ia mengaku telah menjual sekitar 3.500 buah arang bakar dalam kemasan kecil siap pakai dalam menyambut hari raya Iduladha.

Di sukai Masyarakat Garut

Tingginya penjualan arang petai tersebut merupakan salah satu upaya merawat tradisi nyate oleh warga Garut, khususnya di momen Iduladha.

Para pembeli mengaku lebih menyukai arang petai untuk membakar daging karena membuat daging cepat matang.

“Jenis arang kayu memang banyak, tapi saya lebih cocok menggunakan jenis kayu petai ini,” ujar Ahmad, salah seorang pembeli arang petai.

Merawat Tradisi Nyate Kurban di Kabupaten Garut

Berikut Tradisi Nyate IduladhaGarut

Sementara soal sumber arang kayu yang biasa ia jual, Ahmad mengungkapkan mayoritas berasal dari wilayah perkebunan Margawati, Cilawu, di wilayah perbatasan Garut dengan Tasikmalaya.

Untuk partai besar, bi asanya para penjual arang kayu petai bisa menjajakan dagangannya dengan cara ngecer (ritel) seharga Rp5 ribu berisi lima buah. Untuk borongan pembeli bisa mendapatkan arangnya dengan merogoh kocek sebesar Rp3 ribu per kilogram.

Ahmad mengatakan, tradisi nyate dengan menggunakan arang petai akan membuat rasa daging menjadi lebih gurih dan mampu mempererat tali persaudaraan.

“Selain menghasilkan satai yang gurih, tradisi nyate juga bisa saling merekatkan silaturahmi antar keluarga dan warga,” pungkasnya.

PelangiQQ
BACA JUGA ; Berikut Makanan Pencegah Anemia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *