Uncategorized

Berikut Efek Berhubungan Intim Saat Hamil

Posisi seks saat hamil muda - Posisi aman bercinta saat hamil

PELANGIQQ LOUNGE –Berikut Efek Berhubungan Intim Saat Hamil. Keinginan untuk melakukan hubungan intim merupakan hal yang wajar, terlebih lagi jika Anda sedang mengalami masa kehamilan. Wanita hamil mengalami peningkatan volume darah sebanyak sekitar 40%. Kondisi ini meningkatkan sensitivitas yang lebih tinggi di seluruh area seksual Anda, khususnya pada trimester kedua. Tetapi apakah berhubungan intim saat hamil aman dan boleh dilakukan?

1. Pendarahan

Melakukan hubungan intim dengan wajar saat kehamilan sebenarnya tidak akan membuat plasenta robek dan pendarahan. Tetapi, resiko Anda mengalami pendarahan akan jauh meningkat jika melakukan hubungan intim melalui anal alih-alih vagina.

Masuknya penis ke dalam lubang anus dapat melukai jaringan dan pembuluh darah anus sehingga plasenta trauma dan menyebabkan pendarahan berat. Maka dari itu, jika Anda perlu melakukan hubungan intim batasi hanya melalui vagina.

2. Pembuluh darah pecah

Berikut Efek Berhubungan Intim Saat Hamil. Seks oral pada umumnya aman untuk dilakukan kepada ibu hamil. Namun, hindari meniup vagina saat melakukan seks oral. Jika pasangan meniup vagina Anda, volume darah akan meningkat hingga pembuluh kapiler pecah. Kapiler pecah tidak hanya akan membahayakan janin bayi, tetapi juga diri Anda sendiri.

3. Infeksi penyakit kelamin

Berikut Efek Berhubungan Intim Saat Hamil. Ibu hamil sebenarnya tidak memerlukan penggunaan kondom karena pembuahan tidak akan terjadi kembali. Tetapi, lain halnya jika Anda melakukan hubungan dengan menggunakan sex toy yang mungkin kurang bersih. Pemakaian sex toy dapat memberikan Anda infeksi penyakit kelamin jika dipakai dalam keadaan kurang bersih. Selain itu, infeksi penyakit kelamin juga dapat terjadi jika pasangan Anda sebelumnya terjangkit penyakit menular seksual dari orang lain.

Maka dari itu, ibu hamil harus sangat memperhatikan kebersihan dan higienitas kondisi di sekitar jika ingin melakukan hubungan intim.

4. Bayi Lahir Cacat

Penyakit menular seksual seperti herpes genital dapat menyebabkan bayi lahir dengan cacat di kemudian hari atau bahkan keguguran. Jika pasangan Anda atau Anda terinfeksi penyakit menular seksual, maka janin juga akan terinfeksi secara sendirinya. Penyakit ini akan menyebabkan bayi lahir cacat karena penyakit akan menghalangi proses pertumbuhan atau pemberian nutrisi yang dibutuhkan oleh kesehatan janin.

Bayi yang terlahir sebagai penderita penyakit seksual menular tentunya akan membutuhkan perawatan kesehatan yang lebih kompleks di kemudian hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *