Uncategorized

Bahaya Makan Gorengan dan Cara Menyiasatinya

Bahaya Makan Gorengan dan Cara Menyiasatinya - Alodokter

PELANGIQQ LOUNGE – Bahaya Makan Gorengan dan Cara Menyiasatinya. Tempe, tahu, dan ayam adalah makanan yang sehat. Namun, hampir semua kalangan lebih menyukai tempe, tahu, maupun ayam yang di goreng daripada yang di kukus atau di rebus. Padahal, proses menggoreng justru mengurangi nilai gizi pada bahan utamanya karena akan menambahkan kalori dan kandungan lemaknya.

Bahaya Makan Gorengan dan Cara Menyiasatinya. Sederet Bahaya Makan Gorengan yang Perlu Anda Perhatikan
Ada beberapa bahaya makan gorengan bagi tubuh Anda penting untuk dipahami, antara lain:

Menyebabkan kelebihan berat badan

Bahaya Makan Gorengan dan Cara Menyiasatinya. Makanan yang di goreng akan menyerap lemak dari minyak, sehingga kalorinya akan menjadi lebih tinggi. Semakin tinggi asupan kalori harian seseorang, semakin tinggi pula risiko ia mengalami kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas.

Selain itu, kandungan lemak trans dalam makanan yang di goreng juga memainkan peran penting dalam penambahan berat badan. Lemak ini di ketahui dapat memengaruhi kerja hormon yang dapat meningkatkan nafsu makan dan menambah penyimpanan lemak.

Meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular

Bahaya makan gorengan yang telah banyak di teliti adalah meningkatnya risiko penyakit jantung. Telah di ketahui bahwa gorengan dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas, sementara obesitas adalah salah satu faktor risiko penyakit jantung.

Minyak goreng juga mengandung banyak lemak jenuh dan lemak trans yang di ketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Peningkatan kolseterol ini bisa menjadi akar dari berbagai penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke.

Meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2

Makanan yang di goreng biasanya di lapisi tepung. Makanan yang di olah seperti ini akan lebih tinggi kalori dan mengandung lebih banyak karbohidrat sederhana dan lemak tidak sehat.

Terlalu banyak lemak dalam makanan tidak hanya dapat menyebabkan penambahan berat badan, tetapi juga meningkatkan risiko terjadinya di abetes tipe 2. Hal ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada anak-anak dan ibu hamil.

Wanita yang memiliki kebiasaan makan gorengan sebelum hamil pun di ketahui berisiko lebih tinggi terkena di abetes gestasional saat hamil. Hal ini patut di waspadai karena diabetes gestasional bisa meningkatkan risiko komplikasi kehamilan yang berbahaya bagi ibu dan janin.

Memperbesar risiko munculnya kanker

Bahaya makan gorengan yang juga tidak bisa di remehkan adalah meningkatkan risiko terkena kanker. Bahaya ini bisa muncul akibat zat akrilamida yang dapat terbentuk selama proses memasak dengan suhu tinggi, seperti menggoreng.

Makanan bertepung, seperti kentang goreng atau ayam goreng tepung, di ketahui akan mengandung akrilamida yang lebih tinggi ketika terpapar suhu tinggi. Jika terlalu banyak dan sering di konsumsi, zat ini di duga bisa menyebabkan beberapa jenis kanker, seperti kanker ovarium.

Selain itu, lemak trans pada makanan yang di goreng di ketahui dapat meningkatkan jumlah senyawa yang mendukung peradangan dalam tubuh. Hal ini di ketahui turut berkontribusi terhadap peningkatan risiko kanker.

Upaya Menghindari Bahaya Makan Gorengan
Mengingat bahaya makan gorengan yang tak bisa di sepelekan, mulai sekarang cobalah untuk membatasi kebiasaan ini. Namun, jika Anda masih ingin makan gorengan, Anda perlu melakukan beberapa hal berikut:

Ganti dengan minyak yang lebih sehat
Untuk mengurangi risiko bahaya makan gorengan, cara terbaik yang bisa Anda lakukan adalah dengan mengganti minyak goreng Anda dengan jenis minyak yang lebih sehat, seperti minyak zaitun, minyak kelapa, dan minyak alpukat.

Sementara itu, jenis minyak yang tidak di sarankan untuk menggoreng makanan adalah minyak yang tinggi asam lemak tak jenuh, seperti minyak kedelai, minyak jagung, minyak kanola, minyak wijen, dan minyak bunga matahari.

Hal yang juga tak kalah penting dalam meminimalisir bahaya dari makanan yang di goreng adalah dengan menghindari penggunaan minyak secara berulang. Lebih di sarankan, minyak hanya di gunakan sekali pakai dalam menggoreng.

Perhatikan cara menggoreng

Agar minyak tidak menyerap ke dalam makanan yang di goreng, di sarankan untuk menggoreng makanan pada suhu 176–190°C. Anda bisa menggunakan termometer khusus penggorengan untuk mengetahui ini.

Suhu menggoreng penting untuk diperhatikan, karena suhu minyak terlalu tinggi bisa merusak minyak dan menghasilkan radikal bebas yang berpengaruh buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang. Sementara itu jika suhu lebih rendah, minyak akan meresap ke dalam makanan dan membuat makanan jadi lebih berlemak.

Agar makanan yang telah di goreng tidak terlalu berminyak, di sarankan pula untuk meniriskan makanan dengan tisu kertas agar minyak yang berlebih pada permukaan makanan dapat di serap.

Ganti cara memasak

Agar lebih sehat, alih-alih menggoreng makanan, cobalah untuk memanggangnya. Makanan yang dipanggang juga bisa menjadi renyah dan sama lezatnya dengan gorengan. Sebelum memanggang, lapisi makanan dengan bumbu atau rempah-rempah agar rasanya lebih lezat.

Perlu Anda ketahui bahwa sebagian besar protein hewani, seperti daging sapi, daging ayam, dan ikan, juga mengandung banyak lemak yang bisa keluar saat dipanaskan di wadah masak yang antilengket. Jadi, Anda bisa memanfaatkan lemak alami untuk memasak makanan tanpa harus menambahkan minyak goreng.

Sekarang ini terdapat alat menggoreng tanpa minyak (air fryer). Meski harganya lebih mahal, alat ini bisa menjadi pilihan untuk hidup yang lebih sehat.

Jika Anda tetap ingin mengonsumsi gorengan, sebaiknya buatlah sendiri gorengan di rumah daripada membelinya. Gorengan yang di buat di rumah cenderung lebih sehat karena Anda dapat dengan bijak memilih minyak serta cara menggorengnya.

Makan gorengan sebenarnya bukan tidak boleh sama sekali, melainkan harus di batasi dan di barengi dengan makanan yang sehat serta bergizi seimbang. Untuk mengetahui pola makan sehat yang sesuai dengan kondisi Anda, jangan ragu berkonsultasi ke dokter gizi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *