Uncategorized

Alasan Kenapa Kamu Perlu Merasakan Clubbing

Alasan Kenapa Kamu Perlu Merasakan Clubbing

PELANGIQQ Alasan Kenapa Kamu Perlu Merasakan Clubbing. Pergaulan anak muda memang nggak terlepas dari pengaruh negara barat, salah satunya clubbing. Hiburan satu ini seringkali dianggap negatif karena identik dengan mabuk-mabukan, seks bebas, dan narkotika.

Kamu pun tanpa disadari setuju dengan stereotip buruk tentang clubbing. Setiap ada yang mengajak, kamu menolaknya karena tak ingin bersentuhan dengan kehidupan malam. Nggak salah juga sih, tapi sebenarnya ada banyak manfaat yang bisa kamu ambil kalau mencoba lho, karena ini tentang bagaimana kamu memahami dunia secara lebih baik.

Kalau dirimu penasaran kayak gimana clubbing, PELANGIQQLOUNGE akan memberikan pengertian Alasan Kenapa Kamu Perlu Merasakan Clubbing. Silahkan disimak ya guys.

1. Lingkungan di klub mungkin memang mengarahkan ke aktivitas-aktivitas negatif

Mau mabuk harus bayar, mau seks bebas juga mesti pedekate ke sana- sini. Artinya, jangan dipikir kalau kita masuk club malam berarti akan langsung otomatis melakukan hal-hal negatif. Lingkungan clubbing memang cenderung memfasilitasi aktivitas-aktivitas itu, tapi kamu sendiri selalu punya otoritas atau kesempatan untuk menghindarinya. Nggak akan ada yang kemudian memaksa kamu harus minum miras atau seks bebas di sana. Jadi sebenarnya semua tergantung niatnya saja.

2. Kamu bisa ngobrol segala hal sama orang di klub. Tanpa harus malu-malu dan nggak ada yang nge-judge

Orang-orang yang clubbing biasanya nggak pernah mengurusi kehidupan sekitarnya. Mau kamu lagi galau, berprestasi, orang nggak mampu, atau kaya raya sekalipun, mereka nggak memedulikannya. Oleh karena itu, kamu yang lagi suntuk butuh teman mengobrol bisa lho bercerita ke orang-orang di klub.

Kamu nggak perlu malu-malu menceritakan berbagai hal yang selama ini dipendam dari orang lain karena khawatir sama komentarnya. Dengan cerita ke orang-orang di klub, kamu bisa bebas bilang dari A-Z tanpa takut di-judge macam-macam. Karena mereka hanya akan mendengarkan ceritamu saja. Lagipula cuma sekali itu juga kamu bertemu mereka.

3. Kalau pasanganmu nggak cemburuan, bisa lho cek kadar cemburunya dengan pergi ke klub

Kamu yang punya pasangan tapi susah banget bikin dia marah karena cemburu, bisa lho cek kadar sensitifnya dengan clubbing. Nah nanti kamu bisa lihat kayak gimana reaksinya. Misalnya kamu baru bilang sayang aku nanti mau dugem sama teman-teman terus dia udah naik pitam, berarti kamu berhasil bikin dia cemburu. Tapi kalau kamu dugem dan dia biasa saja, bahkan nggak menemani itu tandanya kadar sensitif dia kritis. Kamu harus berjuang lagi buat meningkatkan kadar sensitifnya biar cemburu.

4. Setia kawan bisa dibuktikan saat ada teman yang hangover.

kawan dan mana yang bukan. Kalau yang setia kawan ya bakal nemenin atau urusin temannya yang hangover. Tapi kalau nggak ya dia bakal ninggalin gitu saja temannya biar diurus petugas klub.

5. Nggak ada yang ngetawain kalau kamu joget-joget aneh.

Kadang, kamu bisa saja masih malu untuk menunjukkan kemampuan menarimu dihadapan teman-teman. Hal ini karena bisa saja mereka menertawaimu karena tarian kamu dianggap aneh. Tapi kalau di klub malah sebaliknya, yang kamu tarikan diikuti sama orang-orang di klub lho.

6. Banyak realita sosial menarik yang bisa kamu temukan di sana.

Pergi ke klub bikin kamu jadi tahu bahwa sebenarnya kehidupan masyarakat itu sangat beragam. Kamu jadi mengenal lapisan sosial tertentu yang mungkin tak kamu temukan di lingkungan pergaulanmu. Bagaimana satu sama lain berinteraksi, topik apa yang biasa jadi obrolan, atau kenapa mereka mengeluarkan duit segitu banyak hanya untuk mendengarkan musik, nongkrong, atau minum minuman keras misalnya, Diakui atau tidak, ini akan membantumu memahami hidup ini dengan lebih baik.

7. Selama ini orang tua melarang anak clubbing berdasarkan stigma negatif dari media massa

Kebanyakan orangtua melarang anaknya pergi ke klub. Biasanya para orangtua ini mengeluarkan alasan-alasan klise seperti ada banyak orang jahat, pemabuk, bahaya seks bebas, dan lain-lain. Masalahnya, si anak kebanyakan lalu akan menganggap si orangtua ini hanya korban kekolotan ciptaan stigma media massa yang sebenarnya tidak tahu apa-apa.

Nah, semetara kalau pernah secara langsung melihat realita sesungguhnya tentang clubbing seperti apa, kamu akan punya posisi lebih baik kelak untuk melarang anakmu punya pergaulan di sana. Kamu pun punya jawaban-jawaban tepat saat menjawab pertanyaan anakmu nanti. Karena sesungguhnya memang ada banyak alasan lain yang lebih pas untuk melarang seseorang clubbing dibanding cuma sekadar apa yang biasa dikatakan oleh orangtua yang tidak pernah benar-benar pergi ke sana.

8. Yah pada akhirnya kamu nggak bakal penasaran lagi

Salah besar juga jika berasumsi bahwa orang yang sekali ikut clubbing maka bakal kecanduan. Pada kenyataannya, justru tak sedikit yang jadi mantap nggak ingin clubbing lagi setelah mencoba melakukannya. Mereka hanya sekadar penasaran, dan akhirnya justru tersadarkan langsung dari mata kepala mereka sendiri bahwa dunia clubbing memang tidak bisa mereka nikmati. Kelar deh.

Selama ini clubbing identik dengan hal-hal negatif. Bisa jadi benar atau salah, tapi yang pasti dan absolut ialah diri kamu sendiri sebenarnya yang menentukan apakah clubbing akan membawa keburukan atau pembelajaran. Percayalah, buktikan sendiri kalau nggak percaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *