Uncategorized

5 Gejala DBD pada Anak yang Harus Diwaspadai

5 Gejala DBD pada Anak yang Harus Diwaspadai - Alodokter

PELANGIQQ LOUNGE – 5 Gejala DBD pada Anak yang Harus Diwaspadai. Gejala DBD pada anak umumnya di tandai dengan demam. Namun, tidak hanya itu. Ada gejala lain yang perlu orang tua kenali agar DBD dapat terdeteksi sejak dini dan bisa segera di tangani. Dengan begitu, risiko terjadinya komplikasi dapat di turunkan dan anak bisa cepat sembuh.

5 Gejala DBD pada Anak yang Harus Diwaspadai. DBD atau di kenal juga dengan demam berdarah dengue adalah infeksi virus dengue yang di tularkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina. Masa inkubasi atau periode waktu dari terpapar virus hingga munculnya gejala DBD adalah 4 hari hingga 2 minggu.

Salah satu gejala khas DBD pada anak adalah demam dengan pola pelana kuda, yaitu anak akan mengalami demam tinggi pada hari 1–3 hari pertama, di ikuti dengan penurunan suhu pada hari ke 4–6 yang menjadi fase kritis, dan di akhiri dengan kenaikan suhu kembali selama 2–3 hari yang merupakan fase penyembuhan.

Gejala DBD pada anak yang sering terjadi

Pada fase awal, gejala DBD bisa mirip dengan flu biasa, sehingga sering di abaikan dan di anggap demam biasa. Padahal, bila di cermati, gejala-gejala DBD sebenarnya memiliki kekhasannya masing-masing. Beberapa gejala tersebut adalah sebagai berikut:

Demam tinggi

Demam tinggi hingga mencapai suhu 40°C merupakan gejala DBD pada anak yang paling sering terjadi. Demaam tinggi ini bisa terjadi pada hari 1–3 yang di ikuti dengan gejala lain seperti mual, muntah, nyeri otot, tulang, dan sendi.

Bintik merah di seluruh tubuh

Bintik merah di seluruh tubuh merupakan gejala DBD pada anak yang paling mudah terdeteksi. Katanya bila sudah muncul bintik merah, jumlah keping darah anak biasanya sudah turun dan bisa masuk ke fase kritis.

Faktanya, fase kritis pada DBD tidak hanya di tandai dengan kemunculan bintik merah ini ya, Bun. Fase kritis biasanya terjadi di hari ke-4 hingga hari ke-6 saat suhu anak mulai turun.

Pada fase ini jumlah keping darah juga akan turun sehingga rentan terjadi perdarahan. Beberapa tandanya adalah munculnya bintik merah yang tidak hilang setelah di tekan, mimisan, atau memar.

Sakit kepala

Gejala DBD pada anak selanjutnya adalah sakit kepala berat yang di ikuti dengan nyeri di belakang mata, nyeri sendi, otot, atau tulang. Meski tidak semua anak bisa menyampaikan keluhannya, biasanya sakit kepala ini menyebabkan anak lebih rewel, gelisah, dan sulit tidur.

Nyeri sendi, otot, dan tulang

Beberapa orang menyebut bahwa sensasi nyeri saat mengalami demam berdarah cukup berat hingga terasa seperti ada tulang yang patah. Hal ini jugalah yang membuat DBD di kenal juga dengan istilah “breakbone fever”.

Tidak hanya pada orang dewasa, nyeri sendi, otot, dan tulang ini juga bisa di rasakan oleh anak. Makanya, nggak heran kalau anak akan sangat rewel hingga sulit tidur saat merasakan gejala DBD ini.

Mimisan, gusi berdarah, dan memar

Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, DBD pada anak bisa menyebabkan penurunan jumlah keping darah (trombositopenia). Semakin rendah jumlah keping darah, semakin mudah terjadi perdarahan. Biasanya, beberapa gejalanya adalah mimisan, gusi berdarah, dan memar.

Kalau sudah di tahap ini, pemantauan ketat akan di lakukan oleh dokter untuk mencegah Si Kecil mengalami komplikasi demam berdarah atau kondisi demam berdarah yang berat.

Anak yang mengalami gejala DBD sebaiknya di rawat di rumah sakit agar dokter bisa memantau kondisinya secara berkala. Hal ini karena tetap ada risiko kebocoran plasma dan penurunan jumlah keping darah yang bisa menyebabkan terjadinya perdarahan dan memberatnya DBD hingga syok (dengue syok syndrome).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *