Ceritapelangiqq – 5 dampak buruk kebanyakan makan gorengan
Gorengan salah satu jajanan yang di gemari para masyarakat Indonesia. Tak heran saat minyak langka, ibu-ibu dan pedagang gorengan di buat bingung olehnya. Minyak goreng langka, baru sebentar restock langsung di serbu, dan tidak menunggu waktu lama habis terjual. Wah, memang paling hebat radar emak-emak Indonesia. dan ini 5 dampak buruk di saat kamu kebanyakan makan gorengan
Hiperkolesteromia
Lauk yang di goreng memang renyah sebagai pelengkap makan. Tetapi, jika berlebihan dapat mengakibatkan hiperkolesteromia. dan Studi pada Journal of Health Education menjelaskan beberapa faktor risiko hiperkolesteromia antara lain konsumsi gorengan berlebihan, kebutuhan serat tidak tercukupi, merokok, dan kurangnya olahraga.
Obesitas
Kondisi obesitas terjadi adanya jumlah sel lemak berlebihan pada tubuh dan mengakibatkan gangguan kesehatan. dan Masalah obesitas menyerang semua kalangan usia, mulai anak-anak sampai lansia.tetepi Anak obesitas terlihat sehat dan lebih berisi, namun komplikasi bisa di rasakan di usia dewasa.
Pola makan tidak sehat seperti konsumsi banyak gorengan salah satu penyebab obesitas. Penelitian yang di lakukan Ummi Hidayati menyebutkan kebiasaan makan gorengan terus menerus menyumbang lemak tubuh dan menyebabkan obesitas.
Risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Macam-macam gorengan di olah dengan minyak yang dipanaskan. Lemak jenuh yang di konsumsi melalui gorengan berisiko Penyakit Jantung Koroner (PJK). Kenapa hal tersebut bisa terjadi?
Gorengan mengandung tinggi lemak yang tidak sehat, jika di makan terus menerus menyumbat pembuluh darah. Dilansir dari Jurnal Riset Gizi menyebutkan adanya hubungan antara PJK dengan konsumsi makanan gorengan.
Pemicu kanker
Minyak jelantah atau minyak bekas pakai menghasilan senyawa radikal bebas. Tak jarang pedagang gorengan memilih menggunakan minyak berulang kali untuk menghemat pengeluaran. Kandungan senyawa radikal bebas pada gorengan bisa memicu pertumbuhan sel kanker.
Risiko hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi membuat produktivitas kerja terganggu. Faktor risiko yang memicu hipertensi antara lain aktivitas fisik yang kurang, stress, kebiasaan merokok, riwayat keluarga, dan konsumsi makanan tidak sehat.
SUMBER BERITA : PelangiQQ
baca juga : Marko Simic Dan Andritany Tetap Jadi Andalan Persija